Minggu, 25 Mei 2014

PPT Kista Ovarium

Diposting oleh Unknown di 03.31 0 komentar

Minggu, 23 Maret 2014

Diposting oleh Unknown di 07.40 0 komentar
Hari ini tanggal 23 Maret 2014 Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Prodi Jember ngadain seminar di Hall Sari Utama Jember,
Acaranya keren banget, pembicaranya dr. M. Rizal Altway. SpA , Bu Ayu, dengan kakak tingkat 3.
Banyak lagi pengisi acara yang keren-keren, ada juga band angels-B, kelompok Paduan Suara, fashion, tari.
Dan banyak banget hadiah menarik di akhir seminar, apalagi ada hadiah Tablet PC :D

ini lho UKM PadSu :D

Jepret - jepret dulu :)



Diposting oleh Unknown di 06.30 0 komentar
PERANAN IBU UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN BAYI PREMATUR DALAM PERAWATANNYA DI RUMAH
Rosania Aninditari
Abstrak: Penulisan riset ini ditulis bertujuan untuk memberikan informasi tentang peranan ibu dalam pemenuhan kebutuhan bayi prematur. Narasumbernya adalah bidan dan ibu yang memiliki anak prematur. Pengumpulan data melalui wawancara, literatur dan pengamatan. Dalam hasil pengumpulan data tersebut menyatakan bahwa ibu memiliki peranan yang besar dalam perawatan bayi prematur di rumah.
Kata kunci: pengertian prematur, perawatan, dan rumah.
Pendahuluan
Rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, namun untuk istilah tempat tinggal yang khusus bagi hewan adalah sangkar, sarang, atau kandang. Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, hidup, makan, tidur, beraktivitas, dan dapat menjadi tempat untuk seseorang mendapatkan perawatan.
Perawatan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk memelihara atau menjaga dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan . Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan dan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat (Martha Roger, 1970). Pelayanan keperawatan diberikan akibat adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatsaan pengetahuan, serta kurangnya kemauan untuk melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari seperti pada bayi prematur yang perlu adanya perawatan yang optimal.
Bayi prematur adalah bayi yang terlahir pada usia kehamilan kurang dari sembilan bulan. Dibandingkan dengan bayi cukup bulan, bayi prematur kurang mampu menghisap, mempertahankan suhu tubuh, menelan, makan dan mempertahankan ventilasi. Bayi prematur  mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau kematian daripada bayi lain. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan ekstra yang dilakukan ibu atau tenaga kesehatan.
Pembahasan
Normalnya janin berada dalam rahim ibu selama 37-41 minggu. Kelahiran sebelum 37 minggu di kategorikan sebagai kelahiran prematur. Secara teori batas minimal usia kehamilan  bayi  yang masih dapat di upayakan untuk di pertahankan hidupnya adalah 24-25 minggu, dengan tingkat kematian sekitar  20% untuk 24 minggu dan 65% untuk usia 25 minggu, dan berat badan minimal 500  gram. Sedangkan di Indonesia batas usia kehamilan bayi yang dapat di pertahankan hidup dengan tingkat kualitas  perkembangan yang cukup baik adalah usia 27 minggu dan dengan berat badan  minimal 700 gram.
Dalam kondisi tertentu, ibu harus merelakan janin yang di kandungnya lahir sebelum waktunya. Entah karena ibu menderita pre-eklamsia, infeksi, ketuban pecah sebelum waktunya, dan lainnya. Inilah yang dinamakan bayi prematur, alias janin yang terpaksa dilahirkan kurang dari 36 minggu. Ada ketakutan dalam merawat bayi yang tidak seperti bayi yang lainnya. Mungkin juga ada rasa takut jika bayi ini nantinya tidak normal seperti bayi sehat yang lainnya.
Bayi prematur yang baru lahir biasanya akan di letakkan dalam inkubator dengan tujuan untuk mengkontrol suhu lingkungan bayi supaya bayi seperti masih dalam kandungan. Kalau di RS yang belum ada inkubatornya, biasanya memakai sarana box bayi yang di terangi dengan lampu agar tetap hangat. Dalam inkubator, bayi akan diamati fungsi pernafasannya (melalui pengamatan gerakan dada/perut), dan juga mengamati warna kulit bayi. Maka dari itu, bayi yang di letakkan dalam inkubator di biarkan tanpa berpakaian. Karena kondisi ini, biasanya bayi prematur baru boleh di bawa pulang setelah beratnya mencapai 2000 – 2250 gram, di mana sebelumnya telah di latih keluar dari inkubator dan di rasa telah mampu beradaptasi dengan lingkungan biasa.
Sebagian besar NICU (Neonatal Intensive Care Unit) memiliki persyaratan tertentu agar bayi diizinkan pulang ke rumah:
1.      Suhu tubuh bayi dapat dipertahankan bila sedang berada dalam ruangan, umumnya pada usia 34 minggu atau berat 2000 gram. 
2.      Bayi cukup makan untuk mendapatkan tambahan berat 20 hingga 30 gr setiap harinya. 
3.      Bayi cukup sehat untuk pulang ke rumah (tidak membutuhkan pengobatan yang memerlukan penanganan di rumah sakit). 
4.      Tidak memiliki perubahan besar saat pengobatan atau pemberian oksigen.
5.      Beberapa hari setelah bayi dipulangkan, bayi harus kembali diperiksa ke dokter setiap satu atau dua minggu hingga bayi memperoleh kenaikan berat badan yang sesuai, serta sudah dapat beradaptasi dengan keadaan rumah. Pastikan dokter mengetahui riwayat kehamilan, kondisi bayi saat baru lahir, hingga risiko komplikasi yang dapat terjadi pada bayi.
Untuk mengawasi dan menjaga bayi prematur di rumah dapat melakukan Metode Kanguru yang harus diketahui ayah dan ibu agar buah hati yang lahir prematur bisa tetap sehat. Metode Kanguru  ditemukan pada 1978 oleh Dr Edgar Rey Sanabria di Bogota, Kolombia. Metode murah ini memanfaatkan tubuh Ibu untuk menstabilkan suhu bayi.
  1. Bayi diletakkan di antara payudara ibu di dalam baju, gaun panjang dengan ikat pinggang atau selimut yang berfungsi seperti kantong kanguru.
  2. Bila ibu berbaring, posisi bayi tengkurap miring, mendekap ibu, kepala miring ke kiri atau kanan. Pada posisi ibu miring kepala bayi miring sesuai dengan arah miring ibu, lalu keduanya diselimuti secara penuh kecuali bagian kepala.
  3. Sebelum bayi dimasukkan ke dalam baju kanguru, bayi harus diberi tutup kepala/topi dan popok.
  4. Bayi dimasukkan dalam keadaan telanjang ke dalam baju kanguru. Bagian bawah baju diikat dengan simpul hidup.
  5. Bayi dijaga terus menerus pada posisi yang sama oleh ibu atau ayah atau anggota keluarga yang lain.
Selain Metode Kanguru, ayah dan ibu wajib mengetahui panduan yang diberikan Ikatan Dokter Anak Indonesia yakni:
1.      Ruangan yang paling aman dalam kisaran 36,5º - 37,5ºC. 
2.      Sebaiknya ibu sering melakukan perawatan dengan Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru.
3.      Mandikan bayi pagi dan sore. Khusus pagi hari, jangan lupa menjemurnya di bawah sinar matahari yang belum terik, idealnya sebelum pukul 09.00. 
4.      Letakkanlah alat-alat bantu untuk mengecek kesehatan bayi di dekat jangkauan. Misalnya thermometer, atau juga alat bantu lain seperti pipet dan air bersih. 
5.      Kenakanlah baju yang nyaman sekaligus cukup untuk menjaga suhu bayi tetap normal. Lengkapi dengan topi, kaus kaki, kaus tangan dan selimut bayi. Terlebih jika ingin dibawa bepergian. 
6.      Ibu harus mengonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup untuk menjaga kualitas ASI.
7.       Jika bayi diberi obat untuk dikonsumsi seperti zat besi dan asam folot, patuhilah dan lanjutkan pemberiannya di rumah, jika sulit, gunakanlah pipet. 
8.      Jangan khawatir bila bayi prematur lebih banyak tidur dibandingkan bayi normal. Sebab, bayi prematur membutuhkan waktu lebih lama untuk metabolisme tubuhnya. 
9.      Lakukan kontrol secara berkala sesuai anjuran dokter, idealnya sepekan sekali. 
10.  Bayi bisa kehilangan banyak energi jika dipegang mendadak, secara kasar dan membuatnya kaget. 

Untuk pemenuhan kebutuhan bayi prematur yang di rawat di rumah perlu disediakan nutrisi yang baik untuk tumbuh kembang bayi prematur. Ketika bayi dalam kandungan, bayi menerima nutrisi melalui tali pusat dan placentanya. Bayi menyimpan cadangan nutrisi pada trimester ketiga kehamilan, jadi bayi kurang bulan memiliki simpanan nutrisi yang sedikit dan oleh karenanya sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkannnya untuk mengejar pertumbuhannya. Bayi kurang bulan atau bayi prematur diberikan makanan dengan berbagai cara tergantung pada kondisi kesehatan dan kematangan organ tubuhnya. Tujuan pemberian makanan pada bayi kurang bulan adalah untuk mencapai pertambahan berat yang sama saat ia dalam kandungan. Bayi prematur mempunyai organ - organ tubuh yang belum matang dan sering kali tidak bisa diberikan makanan melalui mulut, jadi perlu diberikan nutrisi parenteral (pemberian makanan melalui intravena). Ada beberapa metode pemberian makan kepada bayi prematur seperti:

Total Parenteral Nutrition (TPN):
·         Cara ini digunakan untuk bayi lahir sangat kurang bulan atau bayi yang kondisinya sangat tidak baik.
·         Nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh diberikan langsung ke dalam peredaran darah, jadi tidak menggunakan sistem pencernaan mereka yang masih belum matang.
·         Nutrisi diberikan melalui intravena yang biasa digunakan adalah vena umbilical.
·         Setelah bayi tumbuh dan menjadi lebih kuat, bayi akan mulai bisa diberikan makanan melalui pipa/selang, baik melalui hidung atau mulut
Pemberian Makan lewat Pipa
·         Zat gizi masuk ke lambung langsung melalui selang yang dimasukkan melalui mulut (oro-gastric feeding) atau hidung (naso-gastric feeding)
·         Digunakan cara ini karena bayi kurang bulan biasanya kurang memiliki koordinasi antara menelan, swallowing dan bernafas dengan baik jika diberikan makanan melalui mulut.
·         Saat awal pemberian makanan lewat pipa, berikan dalam volume yang kecil pada bayi kurang bulan. Hal ini sangatlah penting untuk memberikan bayi kurang bulan volume yang kecil saat awal pemberian makanannya karena hal ini akan membantu perkembangan saluran cernanya.
·         Memungkinkan bagi orang tua untuk melakukan hal ini sendiri dibawah pengawasan ahli medis karena bisa meningkatan ikatan batin antara ibu dan bayi.
 
Dari  Makan melalui pipa ke Menyusui :
·         Adalah hal yang baik untuk mulai memeras ASI anda sesegera dan sesering mungkin setelah bayi dilahirkan. ASI  bisa dibekukan dan disimpan untuk kemudian digunakan jika bayi telah siap.
·         Bayi anda mungkin akan membuka atau menutup mulutnya selama diberikan makanan lewat pipa. Hal ini merupakan tanda bahwa bayi telah siap untuk menghisap.
·         Jika memungkinkan lakukan kontak kulit selama bayi di berikan makanan lewat pipa.Bayi yang mendapatkan kontak kulit ke kulit dengan orang tuanya lebih sedikit menangis. Kontak kulit ke kulit juga akan merangsang payudara untuk memproduksi ASI lebih banyak.  
·         Mungkin diperlukan beberapa minggu sebelum bayi anda dapat menyusui;. Ini akan tergantung pada seberapa prematur serta usia mereka, kondisi kesehatan dan seberapa kuat mereka. Ditambah lagi, beberapa bayi membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar dibanding bayi lainnya. Yang penting adalah bersabar dan mencoba untuk tidak khawatir.

Dari Pemberian Makan lewat Pipa ke Pemberian Makan lewat Botol
·         Jika memungkinkan, anda melakukan kontak kulit ke kulit dengan bayi selama pemberian makanan lewat pipa dan terus lanjutkan jika bayi diberi makanan lewat botol.
·         Jika bayi membuka dan menutup mulut selama pemberian makan lewat pipa, ini merupakan tanda bahwa bayi sudah siap untuk menghisap.
·         Setelah bayi Anda cukup matang, bayi bisa diberikan dummy untuk latihan dan membantu mengembangkan refleks menghisap mereka
Pemberian Makan lewat Botol
·         Di rumah sakit, bayi kurang bulan yang tidak disusui mungkin diberikan formula yang dirancang khusus untuk bayi berat lahir rendah dan bayi kurang bulan, biasanya disebut dengan formula LBW (Low Birth Weight)
·         Formula tersebut mengandung lebih banyak nutrisi yang dibutuhkan bayi kurang bulan untuk mencapai pertumbuhan yang cukup, termasuk protein, vitamin dan mineral, terutama kalsium dan pospor untuk membantu perkembangan tulang.
·         Formula Low birthweight formulas biasanya diberikan melalui pipa sampai bayi cukup matang untuk mengkoordinaasikan proses menghisap, menelan dan bernafas untuk kemudian bayi bisa mulai menggunakan botol untuk pemberian makannya.
·         Setelah bayi Anda siap untuk dipulangkan dari rumah sakit, jika mereka belum menyusui mereka mungkin diresepkan post discharge formula
·         Post discharge formulas digunakan untuk melanjutkan membantu bayi kurang bulan / berat lahir rendah mengejar pertumbuhannya,
·         Formulan tersebut memberikan nutrisi peralihan dari formula LBW ke formula untuk bayi normal.
Menyapih
·         Untuk bayi yang dilahirkan cukup bulan, pedoman pemerintah menganjurkan untuk mulai menyapih pada usia 6 bulan. Namun, hal ini tidak berlaku untuk bayi yang lahir kurang bulan.
·         Untuk bayi kurang bulan direkomendasikan untuk mulai menyapih mulai usia 5 fdan 7 bulan, menggunakan usia kronologis (dari saat bayi dilahirkan))
·         Anda tidak perlu segera menyapih bayi saat menginjak usia 5 bulan, tapi mulai lihat/ perhatikan tanda tanda jika bayi siap untuk disapih, untuk diberikan makanan padat, seperti :
o    Bayi dengan mudah dibantu untuk posisi duduk.
o    Memperlihatkan ketertarikan jika orang lain makan.
o    Memasukan segalam macam ke dalam mulutnya.
o    Terlihat kurang puas hanya dengan susu.
·         Lebih baik menunggu sampai dengan bayi siap untuk mulai di sapih, daripada terburu buru memulainya. Sistem pencernaan bayi kurang bulan belum cukup sempurna / matang untuk menerima makanan pada sebelum usia 5 bulan.
·         Penting juga untuk tidak menunda menyapih bayi terlalu lama, pada sekitar usia 4 bulan bayi  sudah bisa menggunakan mulutnya untuk mencoba makanan dan mainan, Mulai memberikan makanan padat, setelah kemampuan mengunyah muncuk akan membantu perkembangan otot mulut dan  rahangnya.
·         Pada sekitar usia 5 sampai 7 bulan bayi kurang bualn biasanya mulai mau mencoba rasa baru, tapi semakin bertambah usianya biasanya bayi mulai enggan untuk melakukannya.
·         Untuk informasi lebih lanjut tentang kapan dan bagaimana untuk menyapih bayi prematur Anda, konsultasikan pada dokter.
Kesimpulan
Ibu dan tenaga kesehatan memiliki peranan yang penting dalam perawatan dan tumbuh kembang pada bayi prematur atau bayi kurang bulan. Untuk menjaga bayi prematur di rumah, ibu mempunyai peran untuk memberikan makan, menjaga suhu tubuh bayi, dan infeksi dari udara luar.
Daftar Pustaka
McDonald, Davies. 2009. Pemeriksaan Kesehatan Bayi. Jakarta: EGC


Diposting oleh Unknown di 06.25 0 komentar
PROSEDUR PASANG NGT

1.      Pengertian NGT
Memasang NGT adalah melakukan pemasangan selang (Tube) dari rongga hidung kedalam lambung /gaster
Pada bayi baru lahir selang lambung dapat dipasang melalui suatu lubang hidung atau dimulut.
Pasang selang melalui hidung jika bayi bernafas secara teratur dengan menggunakan selang terkecil yang tersedia.
Pasang selang melalui mulut jika selang dibutuhkan untuk drainase lambung untuk pemberian makan bayi yang mengalami kesulitan bernafas, jika hanya tersedia selang yang ukurannya relatif besar.

2.      Tujuan Pemasangan NGT
a.       Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair
b.      Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yang terdapat pada lambung
c.       Mengirigasi karena pendarahan untuk keracunan dalam lambung
d.      Mencegah dan mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau trauma
e.       Mengambil spesimen pada lambung untuk pemeriksaan diagnostic.

3.      Indikasi Pemasangan NGT
a.     Tidak sadar
b.     Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas misalnya stenosis esofagus tumor mulut atau faring esofagus
c.     Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut
d.      Pasien ileus atau peritonitis, trauma abdomen untuk dikompresi
e.       Pasien perdarahan lambung atau bilas lambung.­

4.      Cara pemasangan
A.     Untuk Dewasa
1)      Persiapan alat :
a.       NGT dengan nomor tertentu sesuai dengan usia pasien
b.      Jelly yang larut dalam air
c.       Tongue spatel
d.      Sarung tangan
e.       Spuit ukuran 50-100cc
f.        Stetoskop
g.       Handuk
h.       Tisu
i.         Bengkok
2)      Prosedur :
a.       Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
b.      Dekatkan alat-alat ke pasien
c.       Cuci tangan
d.      Atur posisi pasien dalam posisi high fowler
e.       Pasang handuk pada dada pasien dan tisu
f.        Cek kondisi lubang hidung pasien, perhatikan adanya sumbatan
g.       Kenakan sarung tangan
h.       Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan pasien untuk rileks dan bernafas secara normal dengan menutup salah satu lubang hidung. kemudian ulangi pada lubang hidung lainnya.
i.         Ukur panjang tube yang akan dimasukan dengan menggunakan       metode
a)      Metode tradisional:
Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga dan ke prosessus xipoideus di sternum.
b)      Metode Hanson:
Mula-mula tandai 50 cm pada tube, kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan pertengahan antara 50 cm dengan tanda tradisional.
j.        Beri tanda pada panjang selang yang sudah di ukur dengan    plester
k.      Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm
l.         Informasikan kepada pasien bahwa selang dimasukan dan instrusikan pasien untuk mengatur posisi kepala ekstensi
m.     Bila selang sudah melewati nasofaring (kira-kira 3-4 cm), instruksikan pasien untuk menekuk leher dan menelan
n.       Jika sudah selesai memasang NGT periksa letak selang dengan cara : pasang spuit yang telah ditarik pendorongnya pada 10-20 ml udara, pada ujung NGT. Letakkan steteskop pada daerah gaster, kemudian suntikan spuit tersebut. Jika pada auskultasi terdengar suara hentakan udara, berarti selang NGT masuk kedalam lambung. Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung dengan menggunakan spuit. Masukan ujung bagian luar selang NGT kedalam mangkok yang berisi air. Jika ada gelembung udara, berarti masuk kedalam paru-paru, jika tidak ada gelembung udara, berarti masuk kedalam lambung.
o.      Fiksasi selang NGT dengan plester dan hindari penekanan pada hidung
p.      Tutup ujung luar NGT
q.      Evaluasi pasien setelah terpasang NGT
r.        Rapikan alat-alat
s.       Cuci tangan
t.        Dokumentasikan hasil tindakan ini pada catatan perawatan.

B.     Pemasangan NGT pada Bayi Baru Lahir
1.      Peralatan:
a.       Sarung tangan periksa yang bersih
b.      Selang atau kateter plastik yang bersih yang sesuai berat badan bayi. Jika berat badan bayi kurang dari 2 kg gunakan selang 5-F, jika berat badan bayi 2 kg atau lebih gunakan selang 8-F
c.       Pena atau pita pengukur yang fleksibel
d.      Spuit 3 sampai 5 ml untuk aspirasi
e.       Kertas lakmus biru atau stetoskop
f.        Spuit steril atau yang didisenfeksi tingkat tinggi atau corong yang sesuai utuk penampung ASI
g.       Pengikat atau berperekat
h.       Tingtur benzoin

2.      Prosedur:
a.       Kumpulkan peralatan yang dibutuhkan
b.      Cuci tangan dan pasang sarung tangan yang bersih
c.       Ukur panjang selang yang di butuhkan : pegang selang sehingga menyerupai jalur yang akan di lewati saat dipasang yaitu dari mulut atau lubang hidung ke ujung bawah cuping telinga dan kemudian kelambung tepat dibawah batas iga dan pasang tanda pada selang dengan pena atau potongan pengikat.
Sebagai aternatif ukur jarak dengan menggunakan pita ukur yang fleksibel dan tandai jarak pada selang dengan pena atau potongan pengikat
d.      Fleksikan sedikit leher bayi dan dengan lembut, masukkan selang melalui mulut atau melalui satu lubang hidung sampai jarak yang dibutuhkan. Jika menggunakan jalur nasal: jika kateter nasal dipasang untuk memberikan oksigen, masukan selang lambung melalui lubang hidung yang sama, jika memungkinkan. Jika selang tidak mudah masuk kedalam lubang hidung coba lubang hidung lainnya. Jika selang masih tidak mudah masuk kedalam lubang hidung gunakan jalur oral.
e.       Fiksasi selang dengan pengikat berperekat. Jika tingtur benzoin tersedia, oleskan kulit terlebih dahulu sebelum memasang pengikat berperekat. Jika selang nasogastrik digunakan, hindari menarik selang yang tegang pada lubang hidung karena ini dapat mencederai kulit

5.      Komplikasi Pemasangan NGT 
a.       Komplikasi mekanis
1)      Agar sonde tidak tersumbat, perawat atau pasien harus membersihkan sonde dengan menyemprotkan air atau teh sedikitnya tiap 24 jam
2)      Agar sonde tidak mengalami dislokasi, sonde harus dilekatkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik tampa menimbulkan rasa sakit. Posisi kepala harus lebih tinggi dari atas tempat tidur.
b.      Komplikasi pulmonal : aspirasi
1)       Kecepatan aliran nutrisi enteral tidak boleh terlalu tinggi
2)       Letak sonde mulai hidung sampai kelambung harus sempurna. Untuk mengontrol letak sonde tepat dilambung, kita menggunakan stetoskop guna auskultasi lambung sambil menyemprot udara melalui sonde
c.       Komplikasi yang disebabkan oleh tiadak sempurnanya kedudukan sonde
1)      Sebelum sonde dimasukan, harus diukur dahulu secara individual pada setiap pasien. Panjang sonde yang diperlukan, dari permukaan lubang hidung sampai keujung distal sternum.
2)      Sonde harus diberi tanda setinggi permukaan lubang hidung
3)      Sonde harus diletakkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik tampa menimbulkan rasa sakit
4)      Perawat dengan pasien setiap kali mengontrol letaknya tanda disonde, apakah masih tetap atau tidak berubah

d.      Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi antara lain.
Komplikasi yang terjadi di usus adalah : Diare, Perut terasa penuh, enteral
Perencanaan keperawatan dari komplikasi yang terjadi di usus, pemberian nutrisi enteral harus dilakukan secara bertahap.


 

Midwifery ❤ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review